8 Desember 2012, waktu terasa begitu cepat. Ini adalah hari keberangkatanku ke Kediri. Tiket sudah di tangan sejak dua hari yang lalu. Eksekutif 2 No. Seat
3D dengan jadwal pemberangkatan pukul
15.30 dan tiba di Stasiun Kediri 9 Desember 2012 pukul 03.30 dini hari.
Pagi
itu temanku Chika menawarkan diri untuk mengantar ke Stasiun Bandung,
dan kita sepakat untuk pergi setelah dzuhur. Jam di layar hp ku sudah menunjukkan
pukul 14.00 namun Chika belum juga datang menjemputku. Rasa panik, dag dig dug takut
ketinggalan kereta pun menggelayuti pikiranku. Bandung siang itu hujan deras sekali
dan beberapa teman mengabarkan bahwa telah terjadi badai. Aku sempat berfikir
untuk menelpon taxi bahkan ojeg, namun akhirnya Chika meyakinkan bahwa aku
tidak akan telat. Aku pun mencoba menenangkan pikiran, meyakinkan diri ini
bahwa kereta tidak akan meninggalkannku. -.-“
Tepat
pukul 15.00 Chika sudah tiba di kostanku. Dia menyetir sesuai julukan yang aku
berikan ‘sopir metromini’. Dago sehabis hujan sudah pasti macet, sepanjang jalan
aku komat kamit semoga aku tidak tertinggal kereta. Aku pasrah dan mencoba
menenangkan diri dengan bercanda. 15.15 tiba di Stasiun Kereta Api Bandung.
Chika, thanks for driving me in time, she knew an alternative road. Hehe. I
love youuu! :*
Aku
dan Chika berjalan ke arah pintu masuk dengan membawa sebuah koper dan tas
ransel. Kita berpisah di pintu pengecekan karcis dan aku meninggalkan Chika
yang melihatku berlalu memasuki jalur 6. Kereta sudah siap berangkat, petugas
menanyai no.seat ku dan aku diantarnya ke tempat duduk. Alhamdulillaaaah.. Aku
bisa bernafas lega sekarang, sebelahku duduk seorang nenek yang akan pergi ke
Blitar. Kereta Malabar siap membawa kami.
Rupanya
terjadi keterlambatan, pukul 15.45 kereta baru berangkat. Tak lama kemudian
datang seorang pramugari kereta yang menawarkan makanan. Yah, aku langsung
memesan nasi sapi lada hitam. Sejak pagi aku belum makan dan rencana makan di
KFC sebelum ke stasiun batal karena waktunya mepet.
Sepanjang
perjalanan aku hanya memandangi layar hp ku dan
sesekali ngobrol dengan si nenek yang ada di sebelahku. Aku tidak biasa
tidur cepat, walaupun di kereta terlihat orang-orang sudah tertidur dengan
nyenyak, aku masih saja tidak bisa tidur. Tapi akhirnya aku tertidur juga
setelah hp aku simpan untuk recharge. Pukul 2 pagi aku terbangun gegara suara
gaduh, ternyata ada yang turun di Stasiun Jogjakarta, aku pun melanjutkan tidur
dan bangun lagi pukul 3.30, ibu di sebelah sudah bangun duluan, dan petugas
memberi tahu bahwa Stasiun Kediri sebentar lagi. Akupun melepaskan selimut yang
menghangatkanku dari AC kereta dan menurunkan koper, bersiap-siap untuk turun.
Tepat
pukul 4.30 kereta berhenti di Stasiun Kediri. Aku yang tidak tahu harus kemana,
melihat pemandangan sekitar yang mulai menyepi karena orang-orang sudah berlalu
meninggalkan Stasiun. Aku menuju mushola dan mengambil air wudlu. Ketika aku
masuk mushola, seorang wanita sebayaku memanggil namaku dan menanyai tujuanku.
Aku yang tak ingat siapa dia, merasa bahagia bertemu orang yang mengenaliku.
Kulihat tas nya ada lambang UPI, semakin bahagianya diriku. Dia mencoba
mengingatkanku, namanya Fitri, dulu kita satu SMA, namun saya tetap saja tidak
ingat siapa dia. Maaf Fitri. J
Fitri
mengenalkanku kepada Suma, alumni UPI juga angkatan 2006. Seorang laki-laki
yang menjadi imam pada shalat subuh tadi. Kami juga bertemu Haki dan Fira, kaka
beradik yang juga akan menuju Pare. Wow, berangkat dari bandung sendirian tapi
sesampainya di Stasiun Kediri ternyata bertemu orang-orang yang bertujuan sama. Akhirnya kami sepakat
untuk bersama-sama menuju Pare.
Akhirnya kami sampai di Kampung Inggris Pare dengan menaiki sebuah mini bus bernama Puspa sari jurusan Malang dan mengeluarkan ongkos Rp 5.000 saja. Bersambung...
Akhirnya kami sampai di Kampung Inggris Pare dengan menaiki sebuah mini bus bernama Puspa sari jurusan Malang dan mengeluarkan ongkos Rp 5.000 saja. Bersambung...
No comments:
Post a Comment