Tuesday 31 December 2013

- CLOSED -

Seolah ingin secepatnya mengakhiri tahun 2013. Aku ingin memulai hidup di lembaran baru dan ingin ku lukiskan kehidupanku yang lebih baik. 2013, terima kasih untuk segala kebahagiaan, kesedihan, pelajaran, dan hikmah yang diberikan. Engkau Maha Kuasa, Tuhan. Sekejap Kau buat ku bahagia, sekejap Kau menggantinya dengan kesedihan.

Bahagia atau tidak itu adalah pilihan. Aku yang memilih breakdown dalam jangka waktu yang lama, semoga di tahun 2014 ini Kau beri aku kekuatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik untuk menghadapi permasalahan hidup yang tiada hentinya.

Setahun yang lalu, aku melewati malam pergantian tahun di Jogjakarta bersama sekelompok teman yang berdomisili di sana. Merasakan euforia tahun baru dengan perasaan bahagia, lepas dari segala beban hidup dan hanya menikmati suasana yang tenang di kampung orang. Jauh dari orang-orang tercinta, jauh dari masalah keluarga, kuliah, dll.

Tak kurang dari sebulan setelah itu, aku harus menghadapi kenyataan lain tentang keluargaku dan aku pun pulang, menghampiri kembali orang-orang tercinta dan sepaket permasalahan hidup. Aku merasa hidupku hancur seperti kaca yang pecah tiba-tiba. Mencoba untuk menyusun serpihan-serpihan kaca itu dan menyusunnya kembali. Namun ternyata tak semudah dan sangat membutuhkan waktu yang tak sebentar. Terlebih aku terlalu banyak menyalahkan keadaan, menyalahkan waktu, menyalahkan orang lain atas sesuatu yang menghampiri hidupku. Itulah aku yang pecundang, tak berani menghadapi kenyataan apalagi untuk bangkit.

Sudah cukup lama aku menghakimi keadaan dan tak ada perubahan ke arah yang lebih baik. Aku masih saja terpuruk. Engkau menghadirkanku Ramadhan di tahun 2013. Aku berusaha mengosongkan diriku, mengosongkan pikiranku, mengosongkan hatiku. Ku mulai dengan mendekatkan diri ini pada-Mu, yang ku dapat adalah ketenangan hidup. Aku mulai bangkit, menata hidup dan merencanakan masa depanku.

Sekarang, aku sedang berjuang dan tak berhenti berjuang. Aku sedang memantaskan diri dan terus memperbaiki diri. Aku meraasa 2013 ini adalah tahun keterpurukanku sepanjang hidup, mungkin di depan nanti akan ada masa nya aku mendapatkan yang lebih buruk dari ini. Dan ternyata aku bisa melewati dan menutup tahun 2013 ini dengan baik. Dan aku yakin 2014 aku akan lebih berjuang untuk cita dan cinta.

Tuhan, aku berdo’a pada-Mu dan itulah bentuk penghambaanku. Dan akupun berusaha, itu bentuk syukurku atas segala nikmat yang kau beri. Aku akan terus berusaha, berjuang, dan memperbaiki semuanya. Masa lalu boleh hina, tapi masa depan masih suci. Tergantung tinta apa yang ingin ku coretkan.


Rangkul aku, Tuhan. Ridhoi setiap langkahku. Semoga aku selalu menuju-Mu.

Saturday 7 December 2013

Dear Sisters...

Apa kalian ingat pertama kita bertemu? Apa kalian ingat kenapa kita bisa terus bersama? Apa kalian ingat tentang setiap kebersamaan kita? And time goes so fast, kita harus menghadapi kenyataan bahwasanya kita adalah wanita-wanita dewasa yang harus menjalani takdir hidupnya masing-masing.

Salah satu dari kita pasti akan menikah lebih awal, entah siapa. Dan terasa kebersamaan itu semakin hari semakin sulit diciptakan. Akupun yang berada jauh dari Kota Bandung harus menahan rindu terhadap kebersamaan itu.

Kalian, yang ternyata seniorku yang berbeda 2 tahun di Widyatama, yang sudah lama bersahabat lebih dulu, yang belum pernah ku temui dan tak pernah pula ku mengenal kalian sebelumnya. Entah kenapa, aku masuk ke kehidupan kalian. Aku menitipkan diri kepada kalian. Dan pada akhirnya, aku tak hanya mengenal kalian tapi juga menyayangi keluarga kalian.

Lucu rasanya ketika pertama datang ke rumah Chika, ternyata adiknya yang bernama Dhio adalah mahasiswa Widyatama yang dulu pernah saya ajar. Mama papanya yang begitu baik dan tidak sungkan untuk berbagi cerita di meja makan. Entah sudah berapa malam aku habiskan di rumahnya.

Dan Emil, yang menawarkan sejuta harapan untuk hidup terus berjuang dan penuh semangat. Sampai akhirnya aku tinggal di rumah kecil kediaman orang tuanya yang berhati besar. Mereka, keluarga sederhana yang hidup tenang. Bukan berarti tanpa masalah, tapi cara mereka menjalani hidup, saya suka. Mereka tidak peduli penilaian orang lain, tidak pernah iri dengan kehidupan orang lain, hidup sederhana dan berbagi dengan tetangga sudah lebih dari cukup bagi mereka. Bukan karena keluarga ini tidak mampu, aku pikir mereka sangat sangat mampu untuk hidup lebih dari yang sekarang, tapi pilihannya lah untuk hidup sederhana.

Hampir setiap hari aku duduk bersama mamanya, bertukar cerita dari tertawa hingga meneteskan air mata, dan beliau pun pernah menangis untukku. Aku merasakan kasih sayangnya untukku. Ada sebuah kepedulian dan keyakinan terhadapku. Beliau terus mensupportku untuk menyelesaikan tesis. Aku tak akan pernah lupakan ketulusan itu seumur hidup.

Yap. Life must go on, sis! Kita harus hadapi kenyataan. Kita bukan lagi mahasiswa yang bisa menghabiskan waktu di kelas, pergi makan siang bersama dan mengerjakan tugas hingga larut di rumah si A or si B. Yang jelas, kebersamaan bersama kalian itu amat sangat meyenangkan. Aku seperti punya badut, bisa dengan bebasnya tertawa terbahak-bahak karena ulah dan kebodohan kita-kita.

Liburan ke Bali bertiga yang ‘membekas’ dan kita berjanji untuk kembali ke sana lagi bertiga. Liburan ke Sukabumi. Mengejar cinta hingga ke Tasikmalaya, Jakarta. Menggagalkan rencana yang mau ke Floating Market. Hahaha.

Ada pula kejadian yang cukup membuat ‘dingin’ keadaan, yah itu hanya kebodohanku saja. Maafkan aku, kak. Padahal sahabat itu lebih berarti dari cowo yang belum jelas nasib ke depannya denganku. Dan keadaan pun menghangat kembali seusai birthday surprise 17 Mei 2013 silam. Silly! Aku selalu tertawa setiap ingat kebodohan itu. Ya ampuuuun, citraaa. Hellooooo! Where have you been? Hahaha.

Masih inget ada yang nangis sepanjang jalan, padahal waktu itu moment ultahku. Kalian memberiku kado sepatu sebagai pengganti sneakers kesayanganku yang hilang. Sejak kalian menjemputku hingga pulang ke rumah, entah berapa ratus lembar tissue yang dihabiskan untuk tetesan air mata dan apolo 11 yang keluar dari hidungnya. Hahaha.

There are so much silly moments. Dan kebersamaan kita selalu penuh keceriaan. Entah kenapa, selalu bahagia bila bersama. Masih banyak yang ingin aku ceritakan, yang aku ingat. Aku hanya ingin bersyukur aku mengenal kalian. Takdir terindah yang Tuhan beri untukku.

I miss us!

 


Thursday 24 October 2013

Kepada kamu, Jodohku.

Kepada kamu, Jodohku.
Tuhan menjodohkan kamu dengan seseorang yang kamu butuhkan, bukan yang kamu inginkan.
Jika ternyata dia adalah orang yang sama, itu sungguh bonus luar biasa.

Kepada kamu, jodohku.
Apa kabarmu?
Apakah kamu sudah lelah berpetualang?
Apakah kamu sudah benar-benar ingin pulang?
Karena sungguh aku menunggu waktu yang ditetapkan Tuhan untuk bertemu denganmu.

Kepada kamu, jodohku.
Apakah kamu sudah berbekal semua   hal yang masa depan perlu?
Apakah kamu sudah mengemas masa lalu dengan rapi dan hati-hati?
Apakah kamu sudah merindu aku sebagai tulang rusukmu?
Pernahkah sekali saja kau menyebutku dalam do’amu?
Pernahkah kau sekali saja bertanya-tanya, seperti apa perjumpaan pertama kita?
Karena aku menyebut namamu selalu, dalam setiap do’a-do’aku.
Aku ingin kau siap, ketika kita diberi tanggung jawab meniti kehidupan di dunia, untuk bekal ke akhirat.

Kepada kamu, jodohku.
Jika nanti kita sudah bertemu, kumohon jangan lepaskan aku.

karya: @TiaSetiawati

Sunday 25 August 2013

Happy birthday, Emil!


If you're alone, I'll be your shadow.
If you want to cry, I'll be your shoulder.
If you want a hug, I'll be your pillow.
If you need to be happy, I'll be your smile.
But anytime you need a friend, I'll just be me


Happy birthday, kak @anggraemil.
Semoga selalu dalam lindungan, keridhoan, dan keberkahan-Nya.
Dilancarkan, dimudahkan, dan dikuatkan dalam menapaki setiap anak tangga kehidupan.
Lekas menjadi Master of Science dan dipertemukan dengan pemilik tulang rusuknya.
Diberi nikmat iman, nikmat sehat, dan nikmat waktu yang bermanfaat.
Aamiiiiiiin...

Fa inna ma'al 'usri yusra. Inna ma'al 'usri yusra.

Happy 26th!


Bandung, August 25th 2013
Your lil' sister,
-Citra-

Wednesday 29 May 2013

Welcome 24!

Bismillah..

Terkadang, kesendirian itu sangat dibutuhkan.  Bukan untuk mengasingkan/menarik diri, bukan untuk berganti kulit, bukan untuk pencitraan. Tapi sekarang ini bagiku adalah waktu yang tepat untuk introspeksi diri secara keseluruhan atas apa yang sudah terjadi dalam hidupku. Apa yang belum aku lakukan untuk orang lain, untuk orang-orang tercinta, keluarga, saudara, sahabat, teman, masyarakat, agama dan negara. Berusaha untuk selalu memperbaiki diri setiap hari, banyak menebar manfaat bagi orang lain. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Jangan takabur, jangan sombong. Karena kata Ayah Pidi “Hari ini di atas kita langit, nanti di atas kita tanah”. Berbahagialah manusia yang menggali ilmu akhirat, karena akhirat kekal adanya. Sedangkan dunia ini fana, hanya sementara. “Demi Allah, DUNIA ini dibanding AKHIRAT ibarat seseorang mencelupkan jarinya ke laut. Air yang tersisa di jarinya ketika di angkat itulah nilai DUNIA” (HR Muslim). Masihkah kita hanya memikirkan duniawi? Astaghfirullahal’adziiim.. Betapa banyak dosa yang telah ku perbuat, bagai buih di lautan. Tak terhitung, tak terbendung. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami selama hidup di dunia. Kami terlalu banyak memikirkan dunia ini dibanding akhirat. Kami sering lalai dalam kewajiban, terlalu banyak membawa pembenaran-pembenaran untuk tidak taat pada-Mu. Aaaah, sudah tak terhitung lagi dosa-dosa itu.

Akupun yang ingin taat, masih banyak mikir. Iman ini masih harus dipertanyakankah? Aku yang tak sanggup masuk nerakamu tapi masih saja berlaku hal-hal yang mengundang siksa neraka. Astaghfirullahal’adziiim.. Memang hidup ini harus banyak beristighfar. Ayolah cit, kamu pasti bisa. Berubahlah perlahan tapi pasti. Hilangkan setiap pembenaran-pembenaran yang selalu kau bawa. Perbaikilah akhlakmu. Benahi hatimu. Sempurnakan penampilanmu.

Apa sih yang ingin kau gapai di dunia? Tanyaku pada sebuah cermin. Mungkin dulu aku masih berfikir untuk mendapatkan ini dan itu. Ternyata sekarang hidupku lebih simple. Hanya berfikir apa yang bisa aku beri untuk mereka. Bukan harta bukan tahta. Hanya kebahagiaan sederhana yang ingin aku berikan. Dengan hadirnya aku di hidup mereka, aku ingin mereka selalu terlihat ceria, bahagia, dan lebih santai menjalani hidup. Santai karena dengan selalu mengingat-Nya, hati menjadi tenang. Janji Allah tidak pernah ingkar. Sejengkal kita mendekati-Nya, sehasta Allah mendekatiku dengan segala kasih sayang-Nya.

Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan? Dari mulai membuka mata hingga aku menutup mata. Sangat banyak nikmat yang sering terlupakan. Pandailah dalam bersyukur, cit! Sederhanakan kebahagiaanmu. Selamat menghadapi, jalani, dan nikmati hari-harimu..


Welcome 24! Bismillaaah...

Tuesday 21 May 2013

Menunggu (tiktok.. tiktok..)


Menurutku, menunggu atau bertahan untuk sesuatu yang memang pantas untuk ditunggu dan dipertahankan itu sah-sah saja. Bukan karena tidak ada kemauan untuk move on atau mendapatkan sesuatu yang lebih baik, tapi adanya keyakinan yang lebih besar terhadap sesuatu itu. Mungkin saat-saat penantian itulah keyakinan kita diuji.

Bertahan mengasah ilmu sabar dan ikhlas
Seseorang bisa bertahan untuk menunggu karena memiliki keyakinan yang kuat tapi tidak memaksakan

Yakin bahwa tidak ada yang tidakmungkin bagi-Nya
Yakin bahwa ia bisa menggapainya pada waktu yang tepat
Yakin bahwa sesuatu itu memang pantas untuk didapatkan dengan perjuangan yang ekstra
Yakin bahwa menunggunya itu hanya sementara, tak selamanya
Yakin bahwa dalam menunggu dibutuhkan kesabaran yang bisa menembus batas ketidakmungkinan
Yakin bahwa Allah melihat apa yang kita usahakan
Yakin bahwa semua ini tidak akan sia-sia

Jika tidak yakin, seseorang tidak akan mampu bertahan untuk menunggu.
Menunggu itu bukan hal yang membosankan
Karena sabar tidak ada batasnya
Batas kesabaran itu adalah ketidaksabaran itu sendiri
Dan menunggu itu memiliki seni sendiri
Berharap tapi melepaskan harapan itu kepada-Nya (pasrah)

Unik, simpel, hanya butuh sabar dan ikhlas. J
Yah, itu hanya pendapatku.

Monday 20 May 2013

CITA-CITAKU


Saat ku kecil, aku bercita-cita menjadi seorang dokter. Keinginan itu terus tumbuh kuat tatkala aku selalu berhubungan dengan Rumah Sakit secara berkelanjutan. Yah, sejak kecil aku sudah akrab dengan dokter bedah plastik di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. Aku tidak sakit, hanya papaku sangat peduli kesehatan dan mengerti sedikitnya tentang dunia kesehatan. Beliau ingin anaknya terlihat lebih normal seperti anak kecil yang lainnya.

Betul, aku terlahir cacat. Aku penderita palato total (istilah medis), biasanya orang awam menyebutnya bibir sumbing. Aku cacat di mata manusia, tapi aku yakin Allah menciptakanku dengan segala kesempurnaannya. Dulu motivasiku adalah aku ingin menolong orang sakit, mungkin banyak terpengaruh lagu Cita-citaku dari Susan dan Kak Ria Enes. Hehehe.

Sejak kecil aku sudah kenyang dicibir teman-temanku. Terlebih saat aku pindah kelas 5 ke SD di Kota Sukabumi. Aku anak cacat pindahan dari kampung. Sampai aku berpikir bahwa Tuhan tidak adil. Aku merasa sudah menyusahkan orang tuaku, mempermalukan mereka dihadapan orang lain. Dan parahnya aku berpikir bahwa aku adalah anak yang tidak diharapkan. Itulah aku kecil dalam ketidaktahuanku, sangat tidak percaya diri dan berkecil hati.

Tapi aku beruntung, sungguh sangat beruntung. Aku memiliki orang tua yg sangat berjiwa besar dan tak kenal lelah membimbing, mendidik, dan menumbuhkan pribadi luar biasa pada diri ini. Mungkin akan lain ceritanya jika aku menjadi anak dari bukan orang tuaku yang sekarang. Allah itu Maha Adil. Aku tidak bisa mengelakan hal itu. Dibalik ketidaknormalan fisik ku, Allah memberiku hati dan pikiran yang tidak cacat.

Sedari kecil aku terbiasa membantu dan peduli orang lain. Semenjak SD hingga sampai sekarang bisa dibilang kalau otak ku di atas rata-rata, selalu masuk 3 besar ranking di kelas. Dan itulah yang perlahan menumbuhkan rasa percaya diriku. Hingga aku justru memiliki banyak teman dan aku tak pilih-pilih teman.

Cita-citaku berikutnya adalah ingin menjadi seorang programmer karena aku sangat tertarik dalam bidang komputer.Ketertarikan itu muncul ketika pertama kali aku dibelikan komputer saat kelas 1 SMA. Atas usahaku mengajukan persyaratan, tercatatlah aku sebagai penerima beasiswa Program Teknik Informatika di President University, Cikarang, Bekasi. Betapa bangganya aku sudah pasti menjadi mahasiswa President University pada bulan Februari 2007 di saat Ujian Akhir Nasional (UAN) belum terlaksana, dan teman-teman yang lain masih sibuk mencari tujuan kuliahnya.

Namun, takdir baik ku ternyata bukan di sana. Atas beberapa pertimbangan dan beberapa konflik yang muncul, akhirnya aku mencabut namaku dari kampus impianku itu. Papa sudah tiga kali dipanggil Rektor 1 dan 2 untuk mengurungkan niat mencabut namaku. Aku sudah ditawari beasiswa full disana. Apapun alasannya, inilah takdir baiknya. Bulan Mei satu bulan menjelang SPMB, bagian aku yang seliweran mencari kampus yang masih membuka pendaftaran. Atas saran Si pacar, akhirnya aku mendaftar ke Universitas Widyatama dan memilih program Akuntansi, agar sama dengan jurusan Si pacar saat itu. Padahal aku sama sekali belum pernah belajar dan tidak tahu apa itu akuntansi. Mungkinkah aku salah jurusan? Ternyata tidak.

Passion ku bisnis. Mungkin aku baru mengenal kata passion saat pertengahan 2011. Dulu Cuma senang aja. Sejak kecil aku dicap sebagai anak yang pintar mengatur uang. Tabunganku banyak. Dan aku selalu bawa barang dagangan ke sekolah. Duh, ga ngerti juga deh dulu itu aku malu atau tidak jualan di sekolah. Dan hal itu terus berlangsung hingga sekarang. Hahaha.

Mungkin karena aku terlahir dengan darah dagang. Kakek tercintaku adalah seorang pedagang yang sukses di daerahnya. Dan darah itu mengalir ke seluruh anak-anaknya, bahkan beberapa cucunya, salah satunya itu aku.

Dengan passion bisnis itu, aku tidak merasa terjebak telah masuk jurusan akuntansi. Ternyata dengan mempelajari akuntansi, aku jadi memperdalam ilmu bisnis dari kacamata seorang akuntan. Wah, kalau dijabarin mah banyak banget ilmu yang aku dapat dari kuliah akuntansi ini. Intinya, sekarang aku tahu dan aku sudah membuktikan bahwa Allah itu best script writer. Ketika yang menurut kita itu yang terbaik, Allah punya rencana lain yang lebih baik, lebih indah, dan lebih besar. ^.^

Sekarang, cita-citaku menjadi full time mother and wife. Mengapa? Ternyata cita-cita itu akan berubah-ubah sesuai kemampuan dan pengetahuan kita. Ilmu dan lingkungan sangat mempengaruhi langkah kita berikutnya. Ternyata bagi seorang wanita, pahala itu didapat dari aktivitas rumah tangga yang dilakukan dengan sepenuh hati. Dengan segenap kebulatan tekad, insya Allah saya ingin menjadi full time mother and wife, dengan memiliki bisnis sendiri di rumah (TETEEEP).

Lalu, untuk apa sekolah tinggi-tinggi? Banyak orang yang menanyakan hal itu. Berdasarkan pengetahuan dari beberapa sumber yang ku pahami lah aku menyimpulkan bahwa pernikahan itu membangun peradaban. Dan menurutku, tidak ada yang salah dengan pendidikan tinggi. Justru perempuan yang cerdas akan menghasilkan anak-anak yang cerdas nan berakhlakul karimah. Insya Allah juga aku akan mencoba mengajarkan ilmu-ilmu yang telah aku dapatkan selama ini kepada mereka para penerus bangsa agar ilmuku menjadi ilmu yang bermanfaat dan menolongku kelak di akhirat.

Semoga Allah sebaik-baik perencana, meridhoi dan memberiku arah dalam perjalanan hidupku ke depannya. Aamiin Ya Rabbal’alamiiin..

Tak perlu cemas atau kecewa saat cita-citamu tak tercapai atau tak sesuai dengan kenyataan. Karena Allah maha mengetahui yang terbaik bagi umat yang meminta hanya pada-Nya. Cita-cita boleh saja berubah, tapi semangat tak boleh padam. J

Quote favourite ku saat ini yaitu: “Aku tak bisa memilih masa kecilku, tapi aku bisa melukiskan masa depanku” – 9 Summers 10 Autumns.

 SEMANGAT!!!

Thursday 18 April 2013

My Inspiring One


Even we are in the different place, we are connected by our hearts. He calls me around one a week just for knowing about me. Yeah, he is my lovely cousin Erwan Robby Gustira and i call him ‘aa’. But we like sibling. He regards me as his sister and I regard him as my brother. Our friends know that he and me are sibling.

Aa is a family man, he loves his big family, he is so kind to every member of family. They love aa so much. Additions, aa has a high sense of humor and always make a warm atmosfer every where he is. Aa is a hard worker, he started his carrier from zero. He move to Jakarta since he entered university in 1996 until now.
His struggle life is so high, and he never complained. His parent did not know how hard his life. And I know about it all from his friend, Mas Jundi. Aa always tell me about life spirit. In a night, we talked about his struggle life in a seafood restaurant until midnight. I never heard the stories before, and now I know why he is so respect to others.

I am so proud to be a sister that he believed. He teached me everything. And he always ask my opinion for several problem or something to wear os anything. I love him so much. I always pray for him because I am lucky to have a brother like him. I do not know how to say “A, I do love love you” and that sentence always I say to him.

Beside him, I can tell everything. Every decision wherever I am, I just want he know and give me suggestions. He is my protector, my wise brother. And I love him so much. Best pray for you, a.. Good luck!

Friday 5 April 2013

Afgan - Jodoh Pasti Bertemu

Andai engkau tahu betapa ku mencinta
Selalu menjadikanmu isi dalam doaku
Ku tahu tak mudah menjadi yang kau pinta
Ku pasrahkan hatiku, takdir kan menjawabnya

Jika aku bukan jalanmu
Ku berhenti mengharapkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu
Ku kan memilikimu, jodoh pasti bertemu

Andai engkau tahu betapa ku mencinta
Selalu menjadikanmu isi dalam doaku
Ku tahu tak mudah menjadi yang kau pinta
Ku pasrahkan hatiku, takdir kan menjawabnya

Jika aku bukan jalanmu
Ku berhenti mengharapkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu
Ku kan memilikimu, jodoh pasti bertemu

Jika aku (jika aku) bukan jalanmu
Ku berhenti mengharapkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu
Ku kan memilikimu

(jika aku bukan jalanmu)
Ku berhenti mengharapkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu
Ku kan memilikimu, jodoh pasti bertemu... 

Berdialog dengan-Mu

Wahai Tuhanku..
Apa yang sedang kau rencanakan untukku?

Di umurku yang akan genap 24 tahun,
Kau pertemukanku dengan seorang adam yang sangat mencintai-Mu
Menjunjung tinggi ajaran-ajaran-Mu
Ia membimbingku untuk mendapat ridho-Mu
Setiap ucapannya membuatku mengingat-Mu
Sikapnya selalu menenangkanku
Sungguh calon imam idamanku

Aku serahkan semuanya pada-Mu
Aku hanya berharap kepada-Mu, tidak kepada selain-Mu
Jika dia bukan jodohku, ikhlaskanlah hati ini
Tapi jika aku adalah tulang rusuk yang harus mengutuhkan hidupnya,
satukanlah kami dalam ridho-Mu
Lancarkan proses kami, mudahkan jalan kami,
segerakanlah kami menggenapkan sunnah-Mu
Hanya ridho dan keberkahan-Mu yang aku harapkan

Ya Allah...
Izinkanlah ia membimbingku agar aku bisa bersamanya di jalan-Mu
Aku yang sering melupakan-Mu, mengacuhkan ajaran-ajaran-Mu,
melalaikan ibadah kepada-Mu
Berikanlah aku jodoh yang bisa membuatku lebih baik,
membimbingku dan mengajakku membina rumah tangga yang diridhoi oleh-Mu

Ya Rabbi...
Aku tahu persis posisiku dimana
Aku menyadari aku belum menjadi umat-Mu yang bertaqwa
Aku hina
Aku merasa tak sejajar dengannya
Aku mengharap jodoh yang sholeh, tanpa aku melakukan hal yang sama dengannya
Apa aku pantas mendampinginya?
Apa aku pantas dipilihnya?
Yah, aku harus memantaskan diri
Beri aku kesempatan untuk memperbaiki kualitas diri ini
Beri aku kesempatan untuk menjadi layak dipilih
Aku akan berusaha
Terus berusaha...

Pantaskan aku untuknya, Ya Rabb..
Kaulah yang membolak-balikkan hati
Berikan yang terbaik untuk kami

Aku siap menerima apapun hasilnya dengan bahagia
Karena ku tahu itu adalah yang terbaik bagiku dan bagi agamaku

Aamiin Yaa Rabbal'alamiiin...

Thursday 21 February 2013

Guide me, Ya Rabb.

Entah apa yang sebenarnya terjadi. Kami tidak mengetahui kebenaran yang sebenar-benarnya. Tanda tanya itu masih terjiplak jelas di depan jidat. Belum ada tanda-tanda baik yang kami dapatkan. Semua orang seperti tersambar api, membakar sekujur tubuh, panas, sakit. Berawal dari rencana indah yang kami coba wujudkan namun apa daya, Allah berkehendak lain. Semuanya harus berakhir sebelum dimulai.

Sejenak ku tertegun, melihat ke luar jendela. Air hujan membasahi lantai balkon kamarku, udara di luar sangat dingin namun hati dan pikiran ini masih saja seperti terbakar, panas. Stuck in reverse kalau kata Coldplay. Setiap hari masalah itu menjadi pokok bahasan kami, mau pagi, siang, sore, atau malam. Mau hujan atau panas. Tetap saja hal itu menggerayangi kami. Walau kami yakin masalah itu akan secepatnya selesai. Tapi entah kapan.

Gegara kesalahan satu orang, semua orang kena batunya. Mereka yang belum tahu masalah ini masih memiliki 100% harapan, sayangnya harapan itu palsu. Cepat atau lambat mereka akan tahu kenyataan pahitnya. Nasi sudah menjadi bubur. Kami pasti banyak mengambil pelajaran atas kejadian ini. Yah, sangat banyak!