Friday, 12 September 2014

Di suatu sudut ruang di gedung ini..

Tak terasa sekarang sudah bulan ke sembilan di Tahun 2014, Bulan September.

‘September ceria’ begitulah biasanya orang-orang mengingat bulan ini. Yah, ceria! Aku pun tak luput dari keceriaan. Sudah sebulan ini aku bekerja di suatu perusahaan swasta di bilangan Sudirman, Jakarta Pusat. Hal ini memang pernah aku mimpikan sebelumnya, bekerja di sebuah gedung daerah Sudirman. Menariknya lagi kantorku di gedung tertinggi di Jakarta, Wisma 46 Kota BNI lantai 44. Good spot to fly without wings. Hahaha. Tapi sekarang tak lagi menjadi gedung tertinggi karena sudah ada yang menyaingi ketinggiannya yaitu Ciputra World.

Aku bahagia, aku yakin Allah selalu menuntunku, membawaku ke tempat baik, dan memberiku orang-orang baik. Setiap hari aku belajar, belajar dari kehidupan, belajar dari lingkungan, belajar dari orang-orang di sekelilingku.

Aku yang memutuskan untuk berhijab syar’i sejak Juni 2014, ditakdirkan Allah untuk bekerja di kantor yang notabene karyawannya hampir semua Chinese dan perusahaan bergerak di bidang fashion, so fashionable is a must. Di sini aku tak mempermasalahkan sara. Tapi justru saya bersyukur, sampai detik ini belum ada yang protes karena cara berpakaianku. Di saat yang lain berpakaian sangat terbuka, aku malah sangat tertutup. Mungkin orang lain akan menilai aku ‘aneh’ atau mungkin juga risih. Tapi tak apa, yang penting aku belajar taat, nyaman dan tidak memaksakan diri.

Mereka bisa menerimaku seperti aku menerima mereka. Entah sampai kapan, semoga selamanya, selama aku tak mengusik mereka aku yakin mereka pun tak akan mengusikku. Setelah sebulan berjalan, aku merasa mereka bersikap terbuka dan hangat padaku. Bahkan tak sedikitpun aku merasa tersisihkan. Seperti biasa, aku selalu melebur. :)


Terima kasih Allah, Engkau masih melindungiku yang banyak kekurangan ini, yang penuh dengan kesalahan dan gudangnya dosa. Aku tahu Kau amat dekat. Ridhoi setiap langkah ini, berkahi setiap waktu yang ku lalui. Aamiin.

Tuesday, 31 December 2013

- CLOSED -

Seolah ingin secepatnya mengakhiri tahun 2013. Aku ingin memulai hidup di lembaran baru dan ingin ku lukiskan kehidupanku yang lebih baik. 2013, terima kasih untuk segala kebahagiaan, kesedihan, pelajaran, dan hikmah yang diberikan. Engkau Maha Kuasa, Tuhan. Sekejap Kau buat ku bahagia, sekejap Kau menggantinya dengan kesedihan.

Bahagia atau tidak itu adalah pilihan. Aku yang memilih breakdown dalam jangka waktu yang lama, semoga di tahun 2014 ini Kau beri aku kekuatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik untuk menghadapi permasalahan hidup yang tiada hentinya.

Setahun yang lalu, aku melewati malam pergantian tahun di Jogjakarta bersama sekelompok teman yang berdomisili di sana. Merasakan euforia tahun baru dengan perasaan bahagia, lepas dari segala beban hidup dan hanya menikmati suasana yang tenang di kampung orang. Jauh dari orang-orang tercinta, jauh dari masalah keluarga, kuliah, dll.

Tak kurang dari sebulan setelah itu, aku harus menghadapi kenyataan lain tentang keluargaku dan aku pun pulang, menghampiri kembali orang-orang tercinta dan sepaket permasalahan hidup. Aku merasa hidupku hancur seperti kaca yang pecah tiba-tiba. Mencoba untuk menyusun serpihan-serpihan kaca itu dan menyusunnya kembali. Namun ternyata tak semudah dan sangat membutuhkan waktu yang tak sebentar. Terlebih aku terlalu banyak menyalahkan keadaan, menyalahkan waktu, menyalahkan orang lain atas sesuatu yang menghampiri hidupku. Itulah aku yang pecundang, tak berani menghadapi kenyataan apalagi untuk bangkit.

Sudah cukup lama aku menghakimi keadaan dan tak ada perubahan ke arah yang lebih baik. Aku masih saja terpuruk. Engkau menghadirkanku Ramadhan di tahun 2013. Aku berusaha mengosongkan diriku, mengosongkan pikiranku, mengosongkan hatiku. Ku mulai dengan mendekatkan diri ini pada-Mu, yang ku dapat adalah ketenangan hidup. Aku mulai bangkit, menata hidup dan merencanakan masa depanku.

Sekarang, aku sedang berjuang dan tak berhenti berjuang. Aku sedang memantaskan diri dan terus memperbaiki diri. Aku meraasa 2013 ini adalah tahun keterpurukanku sepanjang hidup, mungkin di depan nanti akan ada masa nya aku mendapatkan yang lebih buruk dari ini. Dan ternyata aku bisa melewati dan menutup tahun 2013 ini dengan baik. Dan aku yakin 2014 aku akan lebih berjuang untuk cita dan cinta.

Tuhan, aku berdo’a pada-Mu dan itulah bentuk penghambaanku. Dan akupun berusaha, itu bentuk syukurku atas segala nikmat yang kau beri. Aku akan terus berusaha, berjuang, dan memperbaiki semuanya. Masa lalu boleh hina, tapi masa depan masih suci. Tergantung tinta apa yang ingin ku coretkan.


Rangkul aku, Tuhan. Ridhoi setiap langkahku. Semoga aku selalu menuju-Mu.

Saturday, 7 December 2013

Dear Sisters...

Apa kalian ingat pertama kita bertemu? Apa kalian ingat kenapa kita bisa terus bersama? Apa kalian ingat tentang setiap kebersamaan kita? And time goes so fast, kita harus menghadapi kenyataan bahwasanya kita adalah wanita-wanita dewasa yang harus menjalani takdir hidupnya masing-masing.

Salah satu dari kita pasti akan menikah lebih awal, entah siapa. Dan terasa kebersamaan itu semakin hari semakin sulit diciptakan. Akupun yang berada jauh dari Kota Bandung harus menahan rindu terhadap kebersamaan itu.

Kalian, yang ternyata seniorku yang berbeda 2 tahun di Widyatama, yang sudah lama bersahabat lebih dulu, yang belum pernah ku temui dan tak pernah pula ku mengenal kalian sebelumnya. Entah kenapa, aku masuk ke kehidupan kalian. Aku menitipkan diri kepada kalian. Dan pada akhirnya, aku tak hanya mengenal kalian tapi juga menyayangi keluarga kalian.

Lucu rasanya ketika pertama datang ke rumah Chika, ternyata adiknya yang bernama Dhio adalah mahasiswa Widyatama yang dulu pernah saya ajar. Mama papanya yang begitu baik dan tidak sungkan untuk berbagi cerita di meja makan. Entah sudah berapa malam aku habiskan di rumahnya.

Dan Emil, yang menawarkan sejuta harapan untuk hidup terus berjuang dan penuh semangat. Sampai akhirnya aku tinggal di rumah kecil kediaman orang tuanya yang berhati besar. Mereka, keluarga sederhana yang hidup tenang. Bukan berarti tanpa masalah, tapi cara mereka menjalani hidup, saya suka. Mereka tidak peduli penilaian orang lain, tidak pernah iri dengan kehidupan orang lain, hidup sederhana dan berbagi dengan tetangga sudah lebih dari cukup bagi mereka. Bukan karena keluarga ini tidak mampu, aku pikir mereka sangat sangat mampu untuk hidup lebih dari yang sekarang, tapi pilihannya lah untuk hidup sederhana.

Hampir setiap hari aku duduk bersama mamanya, bertukar cerita dari tertawa hingga meneteskan air mata, dan beliau pun pernah menangis untukku. Aku merasakan kasih sayangnya untukku. Ada sebuah kepedulian dan keyakinan terhadapku. Beliau terus mensupportku untuk menyelesaikan tesis. Aku tak akan pernah lupakan ketulusan itu seumur hidup.

Yap. Life must go on, sis! Kita harus hadapi kenyataan. Kita bukan lagi mahasiswa yang bisa menghabiskan waktu di kelas, pergi makan siang bersama dan mengerjakan tugas hingga larut di rumah si A or si B. Yang jelas, kebersamaan bersama kalian itu amat sangat meyenangkan. Aku seperti punya badut, bisa dengan bebasnya tertawa terbahak-bahak karena ulah dan kebodohan kita-kita.

Liburan ke Bali bertiga yang ‘membekas’ dan kita berjanji untuk kembali ke sana lagi bertiga. Liburan ke Sukabumi. Mengejar cinta hingga ke Tasikmalaya, Jakarta. Menggagalkan rencana yang mau ke Floating Market. Hahaha.

Ada pula kejadian yang cukup membuat ‘dingin’ keadaan, yah itu hanya kebodohanku saja. Maafkan aku, kak. Padahal sahabat itu lebih berarti dari cowo yang belum jelas nasib ke depannya denganku. Dan keadaan pun menghangat kembali seusai birthday surprise 17 Mei 2013 silam. Silly! Aku selalu tertawa setiap ingat kebodohan itu. Ya ampuuuun, citraaa. Hellooooo! Where have you been? Hahaha.

Masih inget ada yang nangis sepanjang jalan, padahal waktu itu moment ultahku. Kalian memberiku kado sepatu sebagai pengganti sneakers kesayanganku yang hilang. Sejak kalian menjemputku hingga pulang ke rumah, entah berapa ratus lembar tissue yang dihabiskan untuk tetesan air mata dan apolo 11 yang keluar dari hidungnya. Hahaha.

There are so much silly moments. Dan kebersamaan kita selalu penuh keceriaan. Entah kenapa, selalu bahagia bila bersama. Masih banyak yang ingin aku ceritakan, yang aku ingat. Aku hanya ingin bersyukur aku mengenal kalian. Takdir terindah yang Tuhan beri untukku.

I miss us!

 


Thursday, 24 October 2013

Kepada kamu, Jodohku.

Kepada kamu, Jodohku.
Tuhan menjodohkan kamu dengan seseorang yang kamu butuhkan, bukan yang kamu inginkan.
Jika ternyata dia adalah orang yang sama, itu sungguh bonus luar biasa.

Kepada kamu, jodohku.
Apa kabarmu?
Apakah kamu sudah lelah berpetualang?
Apakah kamu sudah benar-benar ingin pulang?
Karena sungguh aku menunggu waktu yang ditetapkan Tuhan untuk bertemu denganmu.

Kepada kamu, jodohku.
Apakah kamu sudah berbekal semua   hal yang masa depan perlu?
Apakah kamu sudah mengemas masa lalu dengan rapi dan hati-hati?
Apakah kamu sudah merindu aku sebagai tulang rusukmu?
Pernahkah sekali saja kau menyebutku dalam do’amu?
Pernahkah kau sekali saja bertanya-tanya, seperti apa perjumpaan pertama kita?
Karena aku menyebut namamu selalu, dalam setiap do’a-do’aku.
Aku ingin kau siap, ketika kita diberi tanggung jawab meniti kehidupan di dunia, untuk bekal ke akhirat.

Kepada kamu, jodohku.
Jika nanti kita sudah bertemu, kumohon jangan lepaskan aku.

karya: @TiaSetiawati

Sunday, 25 August 2013

Happy birthday, Emil!


If you're alone, I'll be your shadow.
If you want to cry, I'll be your shoulder.
If you want a hug, I'll be your pillow.
If you need to be happy, I'll be your smile.
But anytime you need a friend, I'll just be me


Happy birthday, kak @anggraemil.
Semoga selalu dalam lindungan, keridhoan, dan keberkahan-Nya.
Dilancarkan, dimudahkan, dan dikuatkan dalam menapaki setiap anak tangga kehidupan.
Lekas menjadi Master of Science dan dipertemukan dengan pemilik tulang rusuknya.
Diberi nikmat iman, nikmat sehat, dan nikmat waktu yang bermanfaat.
Aamiiiiiiin...

Fa inna ma'al 'usri yusra. Inna ma'al 'usri yusra.

Happy 26th!


Bandung, August 25th 2013
Your lil' sister,
-Citra-

Wednesday, 29 May 2013

Welcome 24!

Bismillah..

Terkadang, kesendirian itu sangat dibutuhkan.  Bukan untuk mengasingkan/menarik diri, bukan untuk berganti kulit, bukan untuk pencitraan. Tapi sekarang ini bagiku adalah waktu yang tepat untuk introspeksi diri secara keseluruhan atas apa yang sudah terjadi dalam hidupku. Apa yang belum aku lakukan untuk orang lain, untuk orang-orang tercinta, keluarga, saudara, sahabat, teman, masyarakat, agama dan negara. Berusaha untuk selalu memperbaiki diri setiap hari, banyak menebar manfaat bagi orang lain. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Jangan takabur, jangan sombong. Karena kata Ayah Pidi “Hari ini di atas kita langit, nanti di atas kita tanah”. Berbahagialah manusia yang menggali ilmu akhirat, karena akhirat kekal adanya. Sedangkan dunia ini fana, hanya sementara. “Demi Allah, DUNIA ini dibanding AKHIRAT ibarat seseorang mencelupkan jarinya ke laut. Air yang tersisa di jarinya ketika di angkat itulah nilai DUNIA” (HR Muslim). Masihkah kita hanya memikirkan duniawi? Astaghfirullahal’adziiim.. Betapa banyak dosa yang telah ku perbuat, bagai buih di lautan. Tak terhitung, tak terbendung. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami selama hidup di dunia. Kami terlalu banyak memikirkan dunia ini dibanding akhirat. Kami sering lalai dalam kewajiban, terlalu banyak membawa pembenaran-pembenaran untuk tidak taat pada-Mu. Aaaah, sudah tak terhitung lagi dosa-dosa itu.

Akupun yang ingin taat, masih banyak mikir. Iman ini masih harus dipertanyakankah? Aku yang tak sanggup masuk nerakamu tapi masih saja berlaku hal-hal yang mengundang siksa neraka. Astaghfirullahal’adziiim.. Memang hidup ini harus banyak beristighfar. Ayolah cit, kamu pasti bisa. Berubahlah perlahan tapi pasti. Hilangkan setiap pembenaran-pembenaran yang selalu kau bawa. Perbaikilah akhlakmu. Benahi hatimu. Sempurnakan penampilanmu.

Apa sih yang ingin kau gapai di dunia? Tanyaku pada sebuah cermin. Mungkin dulu aku masih berfikir untuk mendapatkan ini dan itu. Ternyata sekarang hidupku lebih simple. Hanya berfikir apa yang bisa aku beri untuk mereka. Bukan harta bukan tahta. Hanya kebahagiaan sederhana yang ingin aku berikan. Dengan hadirnya aku di hidup mereka, aku ingin mereka selalu terlihat ceria, bahagia, dan lebih santai menjalani hidup. Santai karena dengan selalu mengingat-Nya, hati menjadi tenang. Janji Allah tidak pernah ingkar. Sejengkal kita mendekati-Nya, sehasta Allah mendekatiku dengan segala kasih sayang-Nya.

Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan? Dari mulai membuka mata hingga aku menutup mata. Sangat banyak nikmat yang sering terlupakan. Pandailah dalam bersyukur, cit! Sederhanakan kebahagiaanmu. Selamat menghadapi, jalani, dan nikmati hari-harimu..


Welcome 24! Bismillaaah...

Tuesday, 21 May 2013

Menunggu (tiktok.. tiktok..)


Menurutku, menunggu atau bertahan untuk sesuatu yang memang pantas untuk ditunggu dan dipertahankan itu sah-sah saja. Bukan karena tidak ada kemauan untuk move on atau mendapatkan sesuatu yang lebih baik, tapi adanya keyakinan yang lebih besar terhadap sesuatu itu. Mungkin saat-saat penantian itulah keyakinan kita diuji.

Bertahan mengasah ilmu sabar dan ikhlas
Seseorang bisa bertahan untuk menunggu karena memiliki keyakinan yang kuat tapi tidak memaksakan

Yakin bahwa tidak ada yang tidakmungkin bagi-Nya
Yakin bahwa ia bisa menggapainya pada waktu yang tepat
Yakin bahwa sesuatu itu memang pantas untuk didapatkan dengan perjuangan yang ekstra
Yakin bahwa menunggunya itu hanya sementara, tak selamanya
Yakin bahwa dalam menunggu dibutuhkan kesabaran yang bisa menembus batas ketidakmungkinan
Yakin bahwa Allah melihat apa yang kita usahakan
Yakin bahwa semua ini tidak akan sia-sia

Jika tidak yakin, seseorang tidak akan mampu bertahan untuk menunggu.
Menunggu itu bukan hal yang membosankan
Karena sabar tidak ada batasnya
Batas kesabaran itu adalah ketidaksabaran itu sendiri
Dan menunggu itu memiliki seni sendiri
Berharap tapi melepaskan harapan itu kepada-Nya (pasrah)

Unik, simpel, hanya butuh sabar dan ikhlas. J
Yah, itu hanya pendapatku.