Bandung sore ini terbuat dari
langit senja di dalam kamar kostan dan perut keroncongan.
Kebetulan hari ini hari Rabu,
saya ingin menulis tentang #wiRABUsaha. Entrepreneurship is my passion. Sebesar
apapun harapan orang tua terhadap saya untuk menjadi seorang pegawai negeri,
saya tetap pada jalan saya, hidup saya, mimpi saya yaitu Entrepreneur. Seorang
wirausahawan, pengusaha, pedagang, penjual, atau apapun sebutannya ini jalan
yang sedang, ingin dan akan saya ambil.
Menariknya, entrepreneur ini
sering dipandang sebelah mata oleh segelintir orang, termasuk orang tua saya
sendiri. Mereka selalu mengeluarkan kalimat-kalimat ketidaksukaan, sindiran,
atau kekecewaan seperti “buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya
jualan. Liat si A, sekarang sudah bekerja di Bank X, kerjaannya jelas, punya
kantor”. Saya pribadi bukan tidak ingin membahagiakan orang tua, justru
sebaliknya saya ingin membahagiakannya lewat jalan yang saya tempuh ini. Ya
kali buat pemula yang dari nol seperti saya banyak yang meremehkan. Tapi kalau
misalnya jualan plastik yang omzetnya Miliaran mana ada yang berani meremehkan,
pasti dibilang pengusaha sukses. Ah, itu semua butuh proses.
Paradigma orang berbeda-beda,
saya harus menghargai itu terutama orang tua saya sendiri yang selalu dan terus
menerus menentang. Dulu saya pernah down, dan berpikir untuk menjadi karyawan,
tapi semua itu tersingkirkan dengan membaca buku-buku tentang entrepreneurship,
motivasi hidup dan bertemu serta berkumpul dengan orang-orang sepaham seperti
di Young Preneur Sukabumi, Kata Pengusaha, dan HIPMI.
Komunitas Young Preneur Sukabumi
(YPS) ini terbentuk atas ide saya dan teman saya Ujie. Awalnya kami ingin
bertemu dengan para pengusaha muda yang ada di Sukabumi, tapi kami bingung
dimana kami bisa berkumpul dengan mereka. Oh, mungkin memang belum ada wadah
khusus bagi para pengusaha muda ini di Sukabumi. Tercetuslah Young Preneur
Sukabumi bulan September 2011. Sayang komunitas ini mengalami kevakuman setelah
saya memutuskan untuk meneruskan S2 di Bandung, mungkin nanti akan saya
lanjutkan hanya tidak sekarang. Mudah-mudahan saya masih bisa merealisasikan
misi YPS ini.
Berikutnya saya senang berguru
dengan si Kata Pengusaha, namanya Dzikri Robbi. Dia ini pengalaman nya jauh
lebih banyak dan beragam. Orangnya sangat-sangat baik hati dan bijaksana.
Setiap permasalahan tentang bisnis yang sedang saya alami, saya selalu berusaha
untuk dapat menemuinya untuk sekedar sharing. Tulisan-tulisannya tentang
entrepreneurship sangat bermanfaat bagi saya. Coba saja buka website nya http://katapengusaha.com
Selain itu, dulu saya bergabung
di HIPMI. Apa itu HIPMI? HIPMI adalah singkatan dari Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia. Pada saat saya masih duduk di bangku kuliah S1, saya tergabung
dengan HIPMI PT (Perguruan Tinggi) Universitas Widyatama. Sekarang saya
bergabung dengan HIPMI Purwakarta karena disini ada Rayhan Nuradhitia. Dia
bukan sekedar teman, tapi juga sahabat, kakak, guru, mentor dan juga motivator
buat saya. Berelut di bidang properti membuat saya ingin mencoba belajar
properti. Yah, setelah masa kuliah ini selesai saya ingin hijrah ke Purwakarta
untuk belajar properti. Semoga saya bisa!
Kemarin, Selasa 9 Oktober 2012
saya datang ke acara Pelantikan HIPMI Jawa Barat di Ballroom The Trans Luxury Hotel.
Acara dari pukul 12 makan siang bersama dan diakhiri dengan diskusi bersama
Dede Yusuf sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat, Raja sapta Okto yang menjabat
sebagai Ketua HIPMI Pusat, Anindya Bakrie dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Saya datang bersama Tedi ke acara
tersebut atas undangan Rayhan, bergabung dengan rombongan HIPMI Purwakarta.
Saya bersyukur bisa datang ke acara itu, disitu saya bisa bertemu dengan para
pengusaha muda yang hebat-hebat. Mereka semua pemberani, senang tantangan dan
memanfaatkan kesulitan sebagai peluang. Lagi-lagi saya banyak belajar dari
mereka, dari perjalanan hidup mereka, proses membangun usahanya, dll.
Tekad saya semakin bulat, semakin
yakin dan akan terus di jalani. Entah sampai kapan, tapi saya tidak ingin
mengemis pekerjaan pada para kapitalis. Saya ingin memberi pekerjaan kepada
orang lain. Saya juga ingin melahirkan pengusaha-pengusaha baru. Jiwa
entrepreneur harus ditanamkan sedari dini agar kelak pasar dikuasai oleh
produsen lokal.
Indonesia butuh 2% entrepreneur,
dan itu bukan suatu yang mustahil dengan adanya wadah-wadah bagi para pengusaha
ini. Indonesia bisa! Hidup entrepreneur!!! :D
No comments:
Post a Comment