Sunday, 7 October 2012

MIE UNPAD Goes to Sukabumi


The story began..


16 Mei 2012, saya dan teman-teman berkumpul di Dukomsel pukul 20.00 Waktu Indonesia Bagian Ngaret. Itu foto barang-barang bawaan kami. Sebuah mobil APV berwarna merah milik salah seorang teman siap membawa kami ke Sukabumi dengan berisikan penumpang sembilan orang. Kami berencana berlibur Rafting di Citarik, Sukabumi. Nah, saya perkenalkan nama-namanya. Here we are, guys!

Gizta, Heikal, Dahlia, Annisa, Chika, Citra, Emil, Marrisa, dan Fanny.


Setelah kesana kemari dulu, akhirnya kami tancap gas masuk Tol Pasteur pukul 22.00, Heikal menyetir mobil dengan santainya dan Fanny si supir cadangan mendampingi Heikal duduk di depan. Kami tujuh orang perempuan mengisi kursi tengah dan belakang. Tak terasa, kami sampai di Sukabumi pukul 12.00, berarti kami hanya menempuh perjalanan selama 2 jam. Dan tepat pada pukul 12.00 malam itu salah satu dari kami ada yang berulang tahun, yaitu Chika. Kami pun menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya dengan sedikit gurauan.

Sesampainya di Sukabumi, kami mengisi bahan bakar untuk si perut, melipirlah kami ke Bandros Ata yang melegenda di Sukabumi itu.


Disana kami memesan beberapa porsi bandros dan minuman hangat. Wah, perut sudah kenyang lalu kami semua pulang ke rumah saya. Di rumah hanya ada papa. Tanpa banyak bicara lagi, satu per satu manusia-manusia ini tertidur, khususnya pere-pere (read: perempuan), karena dua orang lelaki itu malah asyik mengobrol di ruang tamu dan tertidur di kursi ruang tamu.

Fajar terasa cepat datangnya, kami pun sholat subuh dan melanjutkan tidur kemudian terbangun kembali pukul 07.30 pagi. Emang rempong yah kamar mandi cuma satu tapi yang mau mandinya sembilan orang, jadinya rebutan siapa yang duluan mandi, berasa di pengungsian.

Kami semua selesai pukul 09.00 kurang dan memutuskan untuk langsung pergi rafting ke Citarik, naamun sebelum itu kami sarapan dulu di Pusat Bubur Ayam Bunut yang paling terkenal di Sukabumi.



Selesai sarapan, kamipun bergegas pergi menuju Citarik. Sukabumi - Citarik memakan waktu 2 jam karena kondisi jalanan yang padat dan melewati beberapa titik macet parah seperti Alun-alun Cisaat, Cibolang, Cagak Pelabuhan, Labora, dan Pasar Cibadak. Masuk Jalan Cikidang, mulai kami merasakan sedikit lebih fresh dengan melihat pemandangan perkebunan sawit yang terhampar sepanjang jalan.

Oh, indahnya kampung halaman saya!


And finally, we arrived at Kaki Langit Adventures.


Berhubung kami sudah reserve terlebih dahulu, kami mendapat tempat khusus yang sudah diberi tanda dengan tulisan “TAMU FE UNPAD”. Yay!

Sesampainya disana, kami  langsung disambut oleh seorang crew kaki langit dan sedikit mendiskusikan kapan kami mau turun untuk rafting. Tak menunggu lama, kami pun memutuskan untuk langsung turun rafting. Tapi sebelum itu kami membereskan administrasi terlebih dahulu. Setelah semuanya selesai, barulah kami ganti baju dan menggunakan peralatan yang sudah dipersiapkan oleh Kaki Langit Adventure.


Senang rasanya bisa memakai peralatan keamanan ini. Kami memasang pelampung, helm, dan mengambil sebuah dayung masing-masing. Kemudian kami dibawa ke dekat sungai dan melihat crew nya memompa perahu karet yang akan kami tumpangi.

Yang turun rafting hanya 7 dari 9 orang, Heikal dan Gizta tidak ikut bersama kami. Mereka akhirnya bertugas menunggu barang-barang dan menjadi fotografer kami. Ke-7 orang ini dibagi menjadi dua tim, kami menggunakan dua perahu. Tim pertama: Saya, Marissa, dan Dahlia, ditemani oleh 2 orang pemandu. Sedangkan tim kedua: Chika, Emil, Annisa, dan Fanny.

Setelah semuanya selesai, crew-crew yang bertugas menjadi pemandu kami pun memberikan latihan untuk kode-kode yang akan digunakannya selama perjalanan rafting. Berikut kode-kodenya:
1. Jika pemandu memberi aba-aba “maju”, artinya kami harus mendayung agar perahu maju, sebaliknya
2. Jika pemandu memberi aba-aba “mundur”, artinya kami haarus mendayung  kebalikannya agar perahu bergerak mundur.
3. Jika pemandu memberi aba-aba “pindah kiri”, artinya yang posisi duduknya sebelah kanan harus merapat ke kiri.
4. Jika pemandu memberi aba-aba “pindah kanan”, artinya yang posisi duduknya di kiri harus merapat ke kanan.
5. Jika pemandu memberi aba-aba “booom”, artinya tubuh kami harus menunduk posisi dayung di atas paha. Booom ini digunakan ketika perahu mengarah ke pinggir, dibawah pepohonan yang menghalangi tubuh kami.

Setelah semuanya siap, tim 1 melaju terlebih dahulu dan disusul oleh tim 2. 


Setelah ¾ perjalanan, kami berada di sungai yang airnya tenang, dan salah seorang dari teman kami terjatuh, pemandu meminta kami untuk membantunya sampai akhirnya pemandu-pemandu yang lain menyuruh kami untuk berenang di Sungai Citarik. Ternyata kondisi sungai yang kami turuni itu dalam, meskipun kami menggunakan pelampung, sebagian dari kami yang tidak bisa berenang teriak-teriak ketakutan dan terbawa arus sampai akhirnya ditolong dan dinaikkan kembali ke atas perahu. Oh, itu hanya trik Si Pemandu agar kami merasakan sensasi berbeda berenang di sungai.

Sesampainya di garis finish, kami disuguhi buah kelapa muda langsung dari pohonnya, segar rasanya setelah menghabiskan suara dan tenaga bermain air langsung meminum air kelapa muda. Setelah semua selesai, kami naik mobil dogong (bak terbuka) dari garis finish sampai ke lokasi awal kami berangkat di Kaki Langit Adventure. Sepanjang perjalanan itu kami saling membahas kejadian-kejadian lucu antar tim. Rasanya kurang puas 1,5 jam bermain di Sungai Citarik, kami ingin mencoba track yang lebih lama lagi sampai finish di Pelabuhan Ratu. Mudah-mudahan bisa kembali bermain rafting lagi disini.

Sampai di Kaki Langit Adventure kami sudah disiapkan makan siang berupa parasmanan, akhirnya kami pun mandi dan ganti baju terlebih dahulu kemudian melanjutkan makan. Ternyata bermain air juga mengeluarkan banyak energi sampai-sampai kami semua makan lahap seperti orang kelaparan. Setelah selesai makan, kami melaksanakan sholat. Sebelum pulang kami dibagi sertifikat keterangan peserta rafting di Kaki Langit Adventures, Citarik, Sukabumi. Bangganya! Hehe.


Dan akhirnya pamit pulang dan mengucapkan terima kasih kepada para pemandu kami tadi.

Foto dulu sebelum pulang.


Kemana lagi mobil kami melaju? Pelabuhan Ratu! Ya, dari Citarik hanya membutuhkan waktu 30 menit menuju Pelabuhan Ratu. Kami melakukan perjalanan dengan hati riang gembira, perut kenyang, dan membawa sertifikat. Lanjut ke laut!






Di pantai kami kembali bermain air dan tentunya berfoto, mumpung ada fotografer yang baik hati ikut berlibur dan membawa kamera kesayangannya, jadi kami pun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan kali ini berfoto di Pantai Citepus.

Kami semua kembali ke rumah nenek saya di Cikidang sehabis maghrib. Sampai di rumah, kami langsung mandi di 3 kamar mandi berbeda yang tersebar di 3 rumah, lanjut sholat. Selagi kami mandi, kami disiapkan makan malam, cemilan, dan minumannya. Wow, makan lagi, dan ujung-ujungnya pada tepar tertidur pulas karena cape.



Keesokan harinya...



Sebelum pulang ke Bandung, kami mampir ke Shaolin Temple yang lokasinya tidak jauh dari rumah nenek saya. Jalan menuju sana sangatlah jelek, belum diaspal, dan naik ke puncak gunung. Tapiii, sesampainya di puncak itu, kami semua terkesima melihat keindahannya.


Ternyata sedang ada pembangunan kota mandiri di atas bukit ini, lapangan golf terhampar luas, langit terasa begitu dekat, Subhanallah sekali lihatnya. Beruntung bisa membawa teman-teman saya kesini, meninggalkan cerita unik disini.


Sedang dibangun juga Shaolin Temple untuk perguruan Shaolin. Bangunannya sangat luas, sayang ketika kita kesana bangunannya belum selesai.




Dan terakhir...
Kami membeli oleh-oleh khas Sukabumi yang sangat tersohor yaitu Mochi Kaswari Lampion. Lihat saja ibu-ibu ini pada ngeborong mochi untuk orang-orang tercintanya di Bandung.

Well, liburan murah meriah. Penginapan gratis, makan malam dan sarapan di rumah nenek gratis juga, cuma bayar rafting, beli cemilan, baso, oleh-oleh, dan patungan bensin 20.000/orang.

Jangan kapok berlibur ke Sukabumi yah, insya Allah nanti saya ajak kalian berlibur ke Pantai Ujung Genteng. ^.^

Love you, MIE Unpad 2012.. 

1 comment:

  1. Makasih buat cerita SERU-nya..jd kangen ke Sukabumi Bandros, Bubur bunut, Mochi..waw yummy cm bs bisa nginget rasanya aja, aq bkn asli Sukabumi tp suka banget kulinernya...Rafting, Pelabuhan Ratu, Ujung Genteng, Luar biasa seru.Kangen Sukabumi jdnya. Thax sukses buat kalian semua :-)

    ReplyDelete